Harga Ayam Anjlok Hingga di Bawah Biaya Produksi

Harga ayam hidup (live bird) di tingkat peternak mengalami penurunan drastis dalam beberapa pekan terakhir. Di sejumlah daerah, harga ayam broiler jatuh ke angka Rp13.000 hingga Rp15.000 per kilogram. Angka ini jauh di bawah Harga Pokok Produksi (HPP) yang berkisar Rp19.000 hingga Rp21.000 per kilogram. Kondisi ini membuat peternak merugi besar. Pendapatan mereka tidak lagi cukup untuk menutup biaya pakan, bibit, maupun perawatan.

Peternak Menjerit, Produksi Terancam

Asosiasi peternak menyuarakan kekhawatiran serius. Jika situasi ini terus berlanjut, banyak peternak rakyat terancam gulung tikar. Beberapa di antaranya bahkan mulai mengurangi jumlah ayam. Ada juga yang menunda penebaran bibit baru karena takut menanggung kerugian lebih besar. Mereka menilai anjloknya harga bukan hanya berdampak pada keuangan peternak. Kondisi ini juga bisa mengganggu stabilitas pasokan ayam nasional dalam jangka panjang.

Kementerian Pertanian Ambil Langkah Tanggap

Melihat kondisi ini, Kementerian Pertanian (Kementan) langsung bertindak. Mereka menggelar rapat koordinasi dengan berbagai pemangku kepentingan. Pihak yang dilibatkan antara lain asosiasi peternak, perusahaan integrator, dan Kementerian Perdagangan. Salah satu solusi yang dibahas adalah pengendalian suplai ayam di hulu. Selain itu, pemerintah mendorong percepatan penyerapan ayam oleh BUMN pangan.

Kementan Dorong Stabilisasi Pasar

Kementan juga mengusulkan program stabilisasi harga ayam. Caranya dengan bekerja sama dengan pelaku ritel dan pasar tradisional. Tujuannya agar ayam bisa diserap dengan harga wajar. Langkah ini diharapkan bisa membantu peternak tanpa memberatkan konsumen. Di sisi lain, pemerintah juga membuka opsi ekspor ayam ke negara tetangga. Wilayah Asia Tenggara dinilai masih punya peluang besar untuk pasar ayam Indonesia.

Seruan Peternak untuk Kebijakan Berkelanjutan

Peternak berharap pemerintah tidak hanya bersikap reaktif. Mereka meminta adanya kebijakan jangka panjang yang menjamin keseimbangan suplai dan permintaan ayam. Selain itu, diperlukan regulasi tegas terhadap perusahaan besar. Produksi berlebihan dari perusahaan integrator dinilai sering menekan harga pasar. Jika tidak diatur, fluktuasi harga ayam bisa terus terjadi dari tahun ke tahun.

Kesimpulan

Harga ayam yang anjlok memberi tekanan berat bagi peternak rakyat. Pemerintah melalui Kementan sudah mulai mengambil langkah-langkah strategis. Namun, masalah ini tak cukup diselesaikan dengan solusi jangka pendek. Dibutuhkan kebijakan yang kuat dan berkelanjutan. Regulasi dan pengawasan produksi ayam secara nasional harus diperkuat agar peternak bisa bertahan dan sektor ini tetap stabil.