Maumere, Nusa Tenggara Timur — Aktivitas erupsi Gunung Lewotobi Laki-laki kembali mengganggu transportasi udara di wilayah Flores Timur. Abu vulkanik yang disemburkan gunung tersebut memaksa pihak otoritas untuk menutup sementara Bandara Frans Seda, Maumere, pada Jumat (6/6/2025). Penutupan ini berdampak langsung terhadap sekitar 500 penumpang yang seharusnya melakukan perjalanan melalui bandara tersebut.

Abu Vulkanik Membahayakan Keselamatan Penerbangan

Kepala Kantor Unit Penyelenggara Bandar Udara (UPBU) Frans Seda, Agus Suryana, menjelaskan bahwa penutupan dilakukan demi menjaga keselamatan penerbangan. Abu vulkanik terdeteksi menyebar hingga ke ketinggian 5.000 kaki dan bergerak ke arah barat laut, tepat di jalur penerbangan menuju dan dari Maumere. “Berdasarkan hasil koordinasi dengan BMKG dan laporan dari pilot, abu terpantau cukup pekat dan membahayakan mesin pesawat,” ujar Agus.

Ratusan Penumpang Tertunda

Sedikitnya lima jadwal penerbangan dari dan menuju Bandara Frans Seda dibatalkan. Maskapai yang terdampak termasuk Wings Air dan Citilink. Sebanyak 500 penumpang, baik yang akan berangkat maupun yang baru tiba, terpaksa menunda perjalanan mereka. Beberapa di antaranya bahkan harus menginap di bandara atau mencari penginapan terdekat. Pihak maskapai telah menyediakan kompensasi sesuai regulasi, termasuk pemindahan jadwal dan pengembalian dana.

Status Gunung dan Tindakan Pemerintah

Gunung Lewotobi Laki-laki saat ini berada pada status Level III (Siaga). Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) melaporkan bahwa erupsi terbaru menghasilkan kolom abu setinggi 1.200 meter di atas puncak. Pemerintah daerah melalui BPBD telah mengimbau warga untuk tidak beraktivitas dalam radius 3 km dari kawah.

Bupati Sikka, Ansar Rera, mengatakan bahwa pihaknya telah mengaktifkan posko darurat di sekitar area terdampak. “Kami terus berkoordinasi dengan semua pihak, termasuk otoritas bandara dan maskapai, untuk memastikan keselamatan warga dan kelancaran evakuasi jika diperlukan,” ujar Ansar.

Prediksi dan Penanganan Lanjutan

BMKG memperkirakan arah sebaran abu bisa berubah tergantung pola angin, sehingga evaluasi dilakukan secara berkala setiap 6 jam. Jika kondisi membaik, bandara diperkirakan bisa kembali dibuka dalam 1-2 hari ke depan.

Pihak otoritas bandara dan pemerintah mengimbau masyarakat untuk tetap tenang namun waspada, dan selalu mengikuti perkembangan informasi resmi terkait aktivitas Gunung Lewotobi dan operasional bandara. Bagi penumpang yang memiliki jadwal terbang dari Bandara Frans Seda, disarankan untuk menghubungi maskapai masing-masing sebelum menuju bandara.