
Kronologi Banjir: Menghantam Bekasi dengan Cepat
Pada 4 Maret 2025, hujan lebat yang mengguyur Bekasi sejak malam sebelumnya menyebabkan Kali Cikeas dan Kali Bekasi meluap. Ribuan rumah dan kendaraan terendam, sementara ribuan warga terpaksa mengungsi. Di Perumahan Pondok Gede Permai, ketinggian air mencapai 4 hingga 8 meter, membuat banyak warga bertahan di rumah yang terendam.
“Banjir ini sangat parah, air datang dengan cepat, dan kami hanya bisa berdoa agar air segera surut,” ungkap salah seorang warga setempat.
Dampak Sosial dan Ekonomi: Terhentinya Aktivitas Sehari-hari
Banjir besar ini memberikan dampak yang lebih dari sekadar kerusakan fisik. Pedagang kehilangan barang dagangan, sementara pekerja harian kehilangan mata pencaharian. Anak-anak juga terpaksa bolos sekolah karena akses terputus. Banyak keluarga yang harus bertahan di rumah yang terendam dengan harapan air segera surut, menambah beban psikologis bagi warga.
Penyebab Banjir: Penataan Ruang yang Buruk
Gubernur Jawa Barat, Dedi Mulyadi, menyoroti pentingnya memperbaiki tata ruang kota sebagai salah satu penyebab utama bencana ini. Salah satu masalah besar adalah hilangnya area resapan air, yang memperburuk kapasitas drainase di kota Bekasi. Pemerintah daerah berencana untuk mengadakan rapat koordinasi dengan Menteri ATR/BPN guna mengevaluasi kembali tata ruang di Provinsi Jawa Barat.
Kekhawatiran Siklus Banjir Lima Tahunan: Warga Mengharapkan Tindakan Preventif
Warga Villa Jatirasa dan kawasan lainnya di Bekasi khawatir dengan potensi banjir besar yang terjadi setiap lima tahun. Menurut perkiraan, banjir besar ini diperkirakan terjadi pada 2025. Mereka mendesak pemerintah kota untuk lebih sigap dalam mengantisipasi dan menanggulangi bencana serupa di masa depan.
Respons Pemerintah: Penanganan Bencana dan Bantuan Sosial
Pemerintah, melalui instruksi Presiden, telah mengarahkan penanganan segera terhadap banjir yang melanda Bekasi dan daerah sekitarnya. Selain penanganan bencana, pemerintah juga sedang merumuskan bantuan sosial untuk korban yang terdampak banjir. Fokus utama adalah memastikan bahwa bantuan sampai ke mereka yang membutuhkan.
Tantangan dan Harapan: Menyelesaikan Masalah Secara Komprehensif
Banjir di Bekasi bukan sekadar peristiwa langka, tetapi bagian dari siklus tahunan yang semakin parah akibat kurangnya persiapan dan perencanaan. Warga berharap adanya solusi konkret dari pemerintah yang tidak hanya menangani bencana setelah terjadi, tetapi juga mencegah terulangnya tragedi serupa melalui tindakan preventif dan perbaikan tata ruang kota.
Bekasi menghadapi tantangan besar, namun harapan agar bencana serupa tidak terulang tetap menjadi motivasi bagi semua pihak untuk bekerja lebih keras dalam mencari solusi jangka panjang.