
Kerak Telor, Ikon Kuliner Khas Betawi
Kerak telor merupakan salah satu kuliner tradisional khas Betawi yang masih bertahan hingga kini, meskipun zaman terus berubah. Hidangan ini kerap dijumpai dalam berbagai acara kebudayaan Jakarta seperti Pekan Raya Jakarta atau Festival Betawi. Kehadirannya selalu mencuri perhatian karena aromanya yang khas serta proses memasaknya yang unik di atas anglo (tungku arang).
Sejarah dan Asal Usul Kerak Telor
Kerak telor dipercaya telah ada sejak zaman kolonial Belanda. Makanan ini awalnya hanya disajikan oleh masyarakat Betawi dalam acara penting atau hajatan. Dalam perkembangannya, kuliner khas ini menjadi salah satu ikon kuliner ibu kota yang tidak hanya digemari oleh warga lokal, tetapi juga wisatawan domestik maupun mancanegara.
Bahan dan Proses Pembuatan yang Khas
Kerak telor dibuat dari bahan sederhana, yaitu beras ketan putih yang sudah direndam, telur ayam atau bebek, ebi (udang kering), kelapa parut sangrai, serta bumbu-bumbu seperti bawang merah, bawang putih, kencur, jahe, dan cabai merah. Semua bahan ini dicampur lalu dimasak di atas wajan cekung tanpa minyak di atas bara arang. Ketika bagian bawahnya mulai mengering, wajan dibalik sehingga kerak telor matang dengan permukaan yang renyah di bagian atas.
Cita Rasa yang Unik dan Autentik
Salah satu keunikan kuliner khas ini terletak pada perpaduan rasa gurih dari kelapa dan ebi, berpadu dengan tekstur ketan yang lembut dan bagian luar yang kering serta renyah. Bumbu rempah yang digunakan pun memberikan aroma khas yang menggugah selera. Tak heran jika banyak orang rela antre untuk mencicipi makanan ini saat ada festival Betawi.
Pelestarian dan Tantangan Kekinian
Meski populer, keberadaannya menghadapi tantangan di era modern. Generasi muda semakin jarang melihat langsung proses pembuatannya, dan penjual pun semakin sulit ditemui di luar acara-acara besar. Oleh karena itu, upaya pelestarian melalui promosi budaya dan pelatihan kepada generasi muda menjadi penting agar kekayaan kuliner ini tidak hilang ditelan zaman.
Penutup
Kerak telor bukan sekadar makanan, melainkan warisan budaya kuliner yang menjadi identitas masyarakat Betawi. Menjaga eksistensinya berarti menjaga sebagian dari jati diri Jakarta. Dengan dukungan masyarakat dan pemerintah, kuliner khas Betawi ini diharapkan tetap menjadi sajian kebanggaan yang bisa dinikmati lintas generasi.