Legenda urban kerap menyelimuti masyarakat dengan kisah-kisah misterius yang sulit dijelaskan secara logika. Salah satu legenda paling menyeramkan adalah teror keranda terbang. Mitos ini dipercaya sebagai pertanda datangnya musibah atau kematian. Cerita ini telah menyebar luas di berbagai wilayah Indonesia dan tetap menjadi teka-teki hingga hari ini.

Asal Mula Cerita Keranda Terbang

Legenda ini pertama kali mencuat pada awal tahun 2000-an. Kisahnya banyak muncul di wilayah Sumatera dan Jawa. Menurut saksi mata, keranda mayat—biasanya berwarna hitam atau coklat tua—terbang melayang rendah di atas rumah atau jalan desa. Anehnya, tidak ada orang yang mengangkat atau mengiringi keranda tersebut. Tak terdengar pula suara mesin atau alat penggerak lainnya.

Beberapa warga yang mengaku menyaksikannya juga mencium bau kemenyan yang menyengat. Kadang terdengar suara angin yang aneh saat penampakan terjadi. Konon, setelah kejadian itu, daerah tersebut sering dilanda musibah. Mulai dari kecelakaan, kematian mendadak, hingga bencana kecil seperti pohon tumbang.

Makna Mistis di Balik Keranda

Dalam budaya lokal, keranda terbang diyakini sebagai tanda gangguan dari makhluk gaib. Banyak yang percaya bahwa kemunculannya adalah peringatan dari alam lain. Tujuannya agar masyarakat lebih waspada secara spiritual maupun sosial.

Tokoh spiritual sering menyarankan ritual khusus jika keranda terbang terlihat. Warga biasanya membaca doa-doa tertentu, membakar kemenyan, atau mengadakan pengajian bersama. Beberapa juga mengaitkannya dengan praktik ilmu hitam atau santet yang menyasar suatu wilayah.

Penjelasan Rasional: Antara Ilusi dan Sugesti

Sebaliknya, kalangan skeptis menganggap fenomena ini hanyalah ilusi. Mereka menyebutnya sebagai bentuk halusinasi massal atau efek dari stres dan ketegangan masyarakat. Dalam kondisi gelap, benda apa pun bisa tampak seperti keranda. Terlebih jika sudah ada narasi menyeramkan yang beredar.

Rasa takut dan imajinasi bisa memicu persepsi yang menyesatkan. Cerita ini juga bisa menjadi alat pengendali sosial. Misalnya, untuk menakuti anak-anak agar tidak bermain terlalu malam. Atau untuk menanamkan rasa hormat terhadap adat dan aturan kampung.

Legenda yang Tak Pernah Mati

Hingga kini, belum ada bukti ilmiah tentang keberadaan keranda terbang. Namun, kisah ini terus hidup. Cerita-cerita baru bermunculan, baik dari media sosial maupun dari cerita lisan antar generasi.

Keranda terbang bukan sekadar mitos. Ia mencerminkan kekhawatiran kolektif masyarakat terhadap hal-hal yang tak bisa dikendalikan. Di tengah kemajuan teknologi, legenda ini membuktikan bahwa kepercayaan lokal dan budaya lisan tetap bertahan dan memiliki tempat khusus di hati banyak orang.