Gerung, sebuah kecamatan di Kabupaten Lombok Barat, Nusa Tenggara Barat, kini semakin dikenal berkat inovasi pertanian yang dikembangkan oleh para petani lokal. Dengan dukungan aktif dari Bintara Pembina Desa (Babinsa) serta Penyuluh Pertanian Lapangan (PPL), petani di Gerung mampu meningkatkan hasil panen jagung secara signifikan. Kolaborasi ini menjadi contoh nyata sinergi antara aparat teritorial dan tenaga ahli pertanian dalam mendukung ketahanan pangan nasional.

Peran Babinsa dalam Pertanian

Babinsa, yang biasanya dikenal sebagai bagian dari Tentara Nasional Indonesia (TNI), memiliki peran penting dalam mendukung ketahanan pangan nasional. Melalui program pembinaan desa, Babinsa tidak hanya menjaga keamanan wilayah, tetapi juga berkontribusi dalam sektor pertanian dengan mendampingi dan memberikan motivasi kepada petani.

Di lapangan, Babinsa membantu petani dalam menerapkan metode pertanian yang lebih efektif dan efisien. Mereka juga berperan dalam mendistribusikan bantuan pertanian, mengorganisir gotong royong, serta membantu petani dalam menghadapi tantangan seperti serangan hama dan perubahan iklim.

Peran PPL dalam Peningkatan Produktivitas

Petugas Penyuluh Lapangan (PPL) memiliki peran utama dalam memberikan edukasi kepada petani mengenai teknik bertani yang modern. Melalui penyuluhan, PPL memperkenalkan berbagai inovasi dalam budidaya jagung, seperti penggunaan varietas unggul, teknik pemupukan berimbang, serta sistem irigasi yang lebih efisien.

Selain itu, PPL juga membantu petani dalam menganalisis kondisi lahan, memberikan pelatihan mengenai pengendalian hama dan penyakit tanaman, serta memperkenalkan teknologi pertanian berbasis digital untuk memantau perkembangan tanaman secara real-time.

Inovasi dalam Budidaya Jagung

Untuk meningkatkan hasil panen jagung, Babinsa dan PPL mengedepankan beberapa inovasi yang telah terbukti efektif. Beberapa di antaranya meliputi:

  1. Penggunaan Varietas Jagung Unggul
    Dengan mengganti varietas lokal dengan varietas unggul yang memiliki daya tahan lebih baik terhadap penyakit dan perubahan iklim, hasil panen dapat meningkat secara signifikan.
  2. Sistem Tanam Jajar Legowo
    Teknik ini memungkinkan tanaman mendapatkan sinar matahari dan nutrisi secara optimal, sehingga pertumbuhannya lebih baik dibandingkan dengan sistem tanam konvensional.
  3. Pemupukan Berimbang
    Menggunakan kombinasi pupuk organik dan anorganik dalam takaran yang tepat dapat meningkatkan kesuburan tanah dan mempercepat pertumbuhan tanaman.
  4. Penggunaan Biosaka dan Pupuk Hayati
    Aplikasi pupuk hayati dan Biosaka (biostimulan alami) dapat meningkatkan ketahanan tanaman terhadap hama serta meningkatkan produktivitas tanaman.
  5. Teknologi Irigasi Tetes
    Sistem ini lebih hemat air dan efisien dalam mendistribusikan nutrisi, terutama di daerah yang memiliki curah hujan rendah.

Dampak Positif Kolaborasi

Kolaborasi antara Babinsa dan PPL dalam meningkatkan hasil panen jagung telah memberikan dampak positif bagi petani. Beberapa manfaat yang telah dirasakan antara lain:

  • Peningkatan Produktivitas
    Dengan adanya bimbingan langsung, petani mampu meningkatkan hasil panennya hingga 30% dibandingkan sebelumnya.
  • Efisiensi Biaya Produksi
    Penggunaan metode yang lebih efisien membantu petani mengurangi biaya operasional, seperti penggunaan pupuk dan pestisida yang lebih terukur.
  • Ketahanan Terhadap Perubahan Iklim
    Dengan teknik yang lebih adaptif, tanaman jagung menjadi lebih tahan terhadap perubahan cuaca ekstrem.
  • Kesejahteraan Petani
    Dengan hasil panen yang meningkat, pendapatan petani pun bertambah sehingga kesejahteraan mereka lebih terjamin.

Kesimpulan

Kolaborasi antara Babinsa dan PPL dalam mengedukasi serta mendampingi petani jagung melalui inovasi telah terbukti berhasil meningkatkan hasil panen dan kesejahteraan petani. Dengan pendekatan yang terus diperbarui dan adaptif terhadap perkembangan teknologi, diharapkan ketahanan pangan di Indonesia semakin kuat dan stabil di masa depan.