Pada 28 Maret 2025, gempa bumi dahsyat berkekuatan magnitudo 7,7 mengguncang Myanmar. Pusat gempa terletak di wilayah Sagaing, sekitar 16 kilometer barat laut kota Sagaing. Peristiwa ini menyebabkan kerusakan besar, menewaskan lebih dari 1.700 orang.

Sesar Sagaing: Sumber Aktivitas Seismik di Myanmar

Sesar Sagaing membentang sepanjang 1.200 kilometer, membagi Lempeng India dan Lempeng Sunda. Aktivitas seismik di sesar ini telah memicu berbagai gempa besar di masa lalu, menjadikannya zona seismik yang paling aktif di Myanmar. Gempa pada Maret 2025 adalah akibat terbaru dari pergerakan sesar ini.

Aktivitas tektonik di sekitar Sesar Sagaing menyebabkan wilayah tersebut semakin rentan terhadap gempa besar. Meskipun sebagian besar penduduk telah terbiasa dengan peringatan bencana ini, kerusakan besar yang ditimbulkan dari bencana ini menunjukkan potensi ancaman yang serius.

Dampak dan Kerusakan yang Ditimbulkan

Gempa yang melanda pada 28 Maret 2025 menimbulkan kerusakan parah di Sagaing dan Mandalay. Bangunan runtuh, jalan retak, dan infrastruktur penting seperti jembatan serta rumah sakit hancur. Lebih dari 1.700 orang meninggal, dan sekitar 3.400 lainnya luka-luka. Selain itu, banyak korban yang masih hilang.

Getaran juga dirasakan di negara-negara tetangga, seperti Thailand dan China. Di Bangkok, meskipun cukup jauh dari pusat gempa, dampak getaran cukup terasa.

Upaya Penanggulangan Bencana di Tengah Konflik Internal

Upaya penanggulangan bencana di Myanmar menghadapi tantangan besar, terutama karena konflik internal yang terjadi sejak 2021. Pemerintah militer dan kelompok oposisi sepakat untuk gencatan senjata sementara. Namun, koordinasi dalam penyelamatan dan distribusi bantuan masih sangat terbatas, memperlambat proses pemulihan.

Bantuan Internasional dan Respons Global

Bantuan internasional mulai mengalir untuk membantu Myanmar menghadapi dampak gempa. Negara-negara seperti Rusia, China, dan Amerika Serikat memberikan bantuan kemanusiaan. PBB dan Palang Merah Internasional juga turut serta dalam penyelamatan dan distribusi bantuan. Namun, kendala koordinasi tetap menjadi tantangan utama, terutama di tengah ketegangan politik yang berlangsung.

Pentingnya Kesiapsiagaan Menghadapi Ancaman Seismik

Gempa yang terjadi di Myanmar pada Maret 2025 mengingatkan akan pentingnya pemahaman terhadap Sesar Sagaing sebagai sumber utama aktivitas seismik di kawasan ini. Bencana ini juga menyoroti perlunya kesiapsiagaan lebih dalam menghadapi becana seperti ini, mengingat potensi ancaman yang terus ada di wilayah tersebut.