Latar Belakang Proyek Eiger Camp

Proyek pembangunan Eiger Camp di lereng barat daya Gunung Tangkuban Parahu, Kabupaten Bandung Barat, menjadi perbincangan hangat setelah foto-foto pembukaan lahannya beredar luas di media sosial. Banyak pihak menyoroti dampak ekologis yang mungkin timbul, seperti meningkatnya risiko banjir dan longsor akibat berkurangnya area resapan air di kawasan tersebut.

Klaim Kepatuhan Terhadap Regulasi

Pihak Eiger melalui Jemy Septendi dari PT Mitra Reka Buana menegaskan bahwa proyek ini telah mengantongi semua dokumen perizinan. Analisis Mengenai Dampak Lingkungan (Amdal) telah diproses sejak 2021. Selain itu, Koefisien Dasar Bangunan (KDB) proyek ini hanya 2,08%, jauh di bawah batas maksimum 6%.

Penyegelan oleh Pemerintah

Pada 28 Maret 2025, Satuan Polisi Pamong Praja (Satpol PP) Jawa Barat resmi menyegel lokasi atas perintah Gubernur Jawa Barat, Dedi Mulyadi. Penyegelan ini dilakukan karena adanya dugaan pelanggaran tata ruang serta potensi risiko lingkungan yang besar. Pemerintah menyoroti pentingnya area ini sebagai kawasan resapan air yang vital bagi keseimbangan ekosistem di Cekungan Bandung.

Respons dari Pihak Eiger

Menanggapi penyegelan tersebut, pihak Eiger menyatakan bahwa langkah tersebut terjadi akibat miskomunikasi. Mereka menegaskan bahwa mereka telah memenuhi semua persyaratan perizinan dan kini telah membagikan barcode pada dokumen Persetujuan Bangunan Gedung (PBG) untuk verifikasi lebih lanjut oleh pihak berwenang.

Aspek Lingkungan dalam Perizinan

Analisis terhadap dokumen perizinan menunjukkan bahwa Eiger Camp telah memperhitungkan aspek lingkungan. Dari total lahan seluas 482.000 m², sebanyak 368.033,28 m² tetap dijaga sebagai ruang terbuka hijau. Hal ini menunjukkan bahwa proyek tersebut telah memperhitungkan keseimbangan antara pembangunan dan konservasi lingkungan sesuai ketentuan Amdal dan regulasi yang berlaku.

Status Proyek Saat Ini

Saat ini, proyek Eiger Camp dalam status dihentikan sementara. Pemerintah daerah dan pihak pengembang masih melakukan klarifikasi lebih lanjut terkait kepatuhan terhadap regulasi tata ruang dan lingkungan. Publik pun menantikan keputusan akhir mengenai kelanjutan proyek ini, apakah akan dilanjutkan dengan revisi atau dibatalkan sepenuhnya.